Rabu, 25 Agustus 2010

Puasa ramadhan dan kentongan sahur

Puasa ramadhan sudah memasuki pertengahan bulan dan alhamdulillah tidak ada hari yang terlewati pada ramadhan kali ini, dan semoga sampai hari lebaran nanti bisa menyelesaikan ibadah puasa dan  menjadi insan yang lebih baik dari hari-hari yang lalu.

Seperti biasa ramadhan kali inipun tidak luput dari aktifitas bangun sahur mengisi lambung dengan makanan yang cukup untuk memperkuat pisik untuk puasa siang harinya. dan sudah menjadi tradisi juga di lingkungan masyarakat hususnya perkampungan di kota membangunkan orang untuk sahur dengan memukul ember, kaleng, dll sambil berteriak dengan suara keras .

Suatu usaha yang bagus sebenarnya, namun apakah tidak mengganggu ketenteraman mereka yang masih atau baru mau pergi tidur. Tidak bermaksud untuk menyalahkan usaha mereka yang dengan bersemangat memukul benda-benda yang mengeluarkan bunyi-bunyian dengan maksud membangunkan orang supaya tidak terlambat makan sahur.

Masalahnya adalah timbul pada lingkungan masyarakat yang banyak tidak makan sahur, baik karena memang tidak biasa makan sahur atau memang tidak berpuasa (non muslim). Saya sering bertanya dalam hati apakah kebiasaan membangunkan orang dengan cara seperti itu baik, karena mungkin mereka yang tidak berpuasa merasa terganggu tidurnya.

Di era handphone seperti sekarang ini sebenarnya sangat mudah untuk (terpaksa) bangun pada jam yang bisa ditentukan kapan saja. cukup buat alarm dengan suara yang keras atau pakai jam weker lalu tidur dan kriiiiiiiing.... bangun.

Tujuan yang baik dicapai dengan cara melakukan usaha yang bijak mungkin itu yang paling tepat. Pada ahirnya nanti pandangan orang tentang muslim itu yang lebih penting

Islam diturunkan sebagai berkah bagi seluruh alam dan semoga keberkahan tersebut dengan nilai-nilai kemanusiaan nya yang tinggi bersemayam dalam kalbu muslim dan segala gerak jasmani dan rohani adalah cerminan keluhuran ajaran Islam.

Baik di mata Tuhan semestinya juga baik di mata manusia yang baik, dan buruk dimata tuhan boleh jadi baik menurut manusia kebanyakan.

Selamat menjalankan ibadah puasa !!.

Selasa, 17 Agustus 2010

Zikir

Postingan kali ini yang saya beri judul Zikir adalah nasehat kelima dari Manusia agung Imam Ja'far Al shadiq dari rangkaian seratus nasehat beliau yang  mulia.
Orang yang benar-benar mengingat Allah adalah orang yang ta'at kepadaNya. Barangsiapa yang lengah mengingatNya, dia telah durhaka. Ketaatan adalah tanda petunjuk, sedangkan maksiat adalah tanda kesesatan. Pangkal keduanya adalah zikir dan lalai. Jadikanlah hatimu sebagai kiblat bagi lisanmu, jangan menggerakkannya kecuali dengan isyarat hati, persetujuan akal dan keridaan iman. Allah Maha Mengetahui semua yang tersembunyi dan terlihat darimu.

Jadilah laksana orang yang sedang dalam keadaan sakaratul maut jiwa, disaat ruh akan berpisah dari raganya, atau laksana orang-orang berdiri dalam barisan pada hari pembalasan. Janganlah kamu berpaling dari apa yang telah dibebankan oleh Tuhanmu padamu dari perintah dan laranganNya serta janji dan ancamanNya. Jangan pula kamu menyibukkan diri dengan selain yang dibebankan oleh Tuhanmu. Sucikanlah hatimu dengan air kesedihan dan ketakutan.

Jadikanlah zikrullah (mengingat Allah) itu dikarenakan Dia selalu mengingatmu. Dia ingat kepadamu, tetapi Dia tidak membutuhkanmu. Dia mengingatmu itu lebih mulia, lebih diharapkan, lebih terpuji dan lebih sempurna dari pada kamu mengingatNya, bahkan lebih dahulu darimu. Makrifat mu bahwa Dia selalu mengingatmu akan mewariskan kerendahan hati, rasa malu dan kehancuran. Dari sinilah lahirlah pandangan akan kemuliaanNya dan karuniaNya yang telah berlalu. Ketaatanmu tidak memiliki nilai sama sekali dihadapan keagunganNya, meskipun kamu telah banyak berbuat kebaikan. Ahirnya kamu tulus mengharapkan keridhaanNya. Perhatianmu akan zikirmu pada Nya akan mewariskan riya, ujub, kebodohan, bertindak kasar pada mahlukNya, merasa telah banyak melakukan ketaatan kepadaNya dan melupakan karunia dan kemuliaanNYa. Tak ada yang bertambah pada dirimu kecuali menjadikanmu jauh dari Allah. Kamu tidak mendapatkan sesuatupun dari perjalanan waktu  ini kecuali ketakutan.

Zikir itu ada dua macam, yaitu zikir yang tulus bagi Allah sesuai dengan persetujuan hati, dan zikir yang memiliki arti bahwa yang berzikir itu sebenarnya adalah Tuhan. Rasulullah SAW bersabda : "aku tidak mampu untuk memuji diriMu, karena Engkau sendirila yang memuji diri Mu." Rasulullah SAW tidak pernah menjadikan zikir nya kepada Allah memiliki nilai sama sekali karena pengetahuannya akan hakikat sebelumnya bahwa dia mengingat Allah itu karena sebenarnya Allah mengingat dirinya, ini lebih utama.

Barang siapa yang ingin mengingat Allah  azza wajallah maka hendaknya dia mengetahui bahwa ketika Allah tidak mengingatkan hambaNYa dengan memberikan taufik padanya untuk mengingatNya, niscaya hamba itu tidak mampu mengingatNya.

Selasa, 10 Agustus 2010

Abu Bakar Ba'asyir dan Syariat Islam

Kembali Abu Bakar Ba'asyir ditahan karena dianggab tersangkut kasus terorisme. Menarik sekali menurut saya menggali informasi tentang pribadi Abu Bakar Ba'asyir, pemahamaannya tentang syariat islam dan bagaimana menurut beliau penerapan syariat Islam dalam keseharian. Namun saya tidak bisa bicara banyak mengenai Abu Bakar Ba'asyir cukup dua paragraf dibawah ini yang mungkin bisa menggambarkan siapa Abu Bakar Ba'asyir :

Mengenai stempel bahwa dirinya merupakan tokoh Islam garis keras, Ustaz Abu mengakui hal tersebut. Namun, tegasnya, keras bukan dalam artis fisik, tapi keras memegang teguh syariat, keras memegang prinsip. "Jadi, kalau sudah menyangkut soal syariat, enggak mau kompromi. Karena, (kalau kompromi) itu batil," tandas mantan Amir (Ketua) Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) yang sekarang memimpin Jamaah Ansharut Tauhid (JAT) ini.

Dia pun menjelaskan bahwa yang dimaksudkan garis keras adalah pihaknya mengajukan sesuatu yang tidak bisa ditawar, yang harus dilaksanakan, yaitu syariat Islam, namun pelaksanaannya menurut kemampuan. "Tapi enggak boleh ditawar. Umpamanya sudah mampu (menjalankan), lalu masih ditawar lagi, ndak boleh. Kalau sudah mampu, ya harus dilaksanakan. Itu yang dinilai keras," papar Ustaz Abu. (Kompas.com/10 Agustus 2010)

Abu Bakar Ba'asyir bila dilihat sebagai seorang ulama adalah sebagaimana ulama lainnya yang dalam kacamata awam adalah orang yang sering memberikan ceramah di masjid dan tempat lainnya dan tempat bertanya umat tentang ajaran Islam. Dan sebagai seorang yang sudah dianggab sebagai ustad atau kiyai atau Ulama oleh masyarakat tentu saja beliau telah memiliki pengetahuan yang cukup mendalam tentang perintah Allah yang tertuang dalam Alqur-an dan ajaran Muhammad SAW yang ada di dalam hadist shahih. Itu makna sederhana tentang seorang ulama, ustadz, kiyai dll apapun sebutannnya.

Tetapi tidak ada seorangpun yang bisa menganggap dirinya benar-benar memahami dan mendalami ajaran Islam yang kata-katanya harus dibenarkan, kenapa demikian ?, jawabannya sederhana karena ia atau mereka adalah ulama yang hanya diangkat/degelari/dijuluki/dianggab/diyakini keimanannya dan ilmunya oleh manusia bukan oleh TUHAN. Disini perbedaannya sangat jelas dengan Nabi, Rasul yang ia diangkat/digelari/dijuluki/disahkan oleh TUHAN. Maka dari itu seorang Nabi, Rasul kata-katanya mutlak benar.

Setelah berahirnya era Kerasulan dalam kalangan manusia, yang mana Nabi Muhammad SAW adalah Nabi dan Rasul terakhir, maka umat kehilangan tempat bertanya tentang segala hal dalam agama, yang jawabannya atas pertanyaan apapun yang diajukan umat harus dibenarkan dan dilaksanakan. Setelah rasul meninggal penerus kepemimpinan umat islam jatuh pada Empat Khalifah (khulafaurrasyidin) dan umat menganggap keempat khalifah tersebut tempat bertanya selain kepada Sahabat terdekat nabi yang jawaban mereka dibenarkan dan diikuti.

Lalu setelah berakhirnya era khulafaaurrasyidin tempat bertanya berikutnya adalah Ulama-ulama ternama masa Bani Umayyah dan Bani Abbasyiah. Pada masa itulah muncul nama-nama seperti Imam Khanafi, Imam Maliki, Imam syafi'i, Imam Hambali,  Imam Ja'far al shadiq dan hingga kini ajaran merekalah yang diikuti oleh sebagian besar umat islam di seluruh dunia.

Namun semua Ulama, Imam pada masa setelah wafatnya rasul tidak ada yang diangkat/dijuluki/dianggab/disahkan oleh TUHAN sebagai tempat bertanya yang jawabannya harus dianggab benar dan dipatuhi. Kenapa ?, karena mereka semua hanya diangkat/dujuluki/dianggab/disahkan oleh manusia biasa (bukan oleh Nabi bukan pula Rasul) dan tidak ada perintah yang jelas dalam Alqur-an tentang kewajiban mentaaati perintah dan mengikuti ajaran mereka, Entah kalau diantara mereka ada yang termasuk dalam kategori Ulil Amri Minkum pada ayat yang artinya "Taatlah kepada Allah dan Taatlah kepada Rasul dan Ulil Amri diantara kalian" dan ayat diatas adalah sebuah perintah ALLAH SWT.

Umat hanya menggali hadis-hadis Rasul yang menjadi rujukan dalam memperoleh jawaban atas segala pertanyaan tentang ajaran-ajaran Islam bilamana tidak ada petunjuk yang jelas dalam Alqur-an.

Timbul pertanyaan yang mungkin lucu, apakah Abu Bakar Ba'asyir termasuk seorang yang ajarannya harus dipatuhi dan dibenarkan, yang banyak dari murid-muridnya dianggab pelaku tindakan terorisme. Dan pertanyaan aneh lain lagi apakah dibenarkan oleh Islam tindakan terorisme yang menurut pelakunya adalah sebuah perbuatan yang terpuji?.

Andai saja saat ini ada manusia agung, manusia mulia yang memimpin umat islam ini yang kepemimpinannya syah dan ajarannya pasti benar.
Andai saja Rasulullah Muhammad SAW menunjuk seorang manusia penggantinya memimpin umat ini, yang ia memiliki kadar keimanan dan keilmuan sehingga menjadi manusia yang harus dipatuhi.
Andai saja umat islam seluruh dunia ini bersatu dalam satu kepemimpinan dalam rangka pengabdian kepada ALLAH SWT.


Senin, 09 Agustus 2010

Menentukan awal Ramadhan

Menentukan awal ramadhan

Menentukan awal puasa Ramadhan adalah urusan yang sebenarnya tidak ringan dan hal itu berhubungan dengan amal wajib yaitu puasa di bulan ramadhan. Penentuan awal puasa sering berbeda antara dua organisasi keagamaan di Indonesia. Dan keduanya mengaku benar dan tidak ada yang salah. Bila yang satu lebih awal maka yang lain lebih lambat satu hari. Dan perbedaan itu telah berlangsung cukup lama walaupun tidak selalu setiap tahun.

Perbedaan dalam menentukan awal ramadhan tentu saja bukan hal yang dilarang bila  perbedaannya tidak menyebabkan suatu dosa. Sering saya bertanya dalam hati apakah tidak ada cara agar tidak ada perbedaan dalam menetapkan awal puasa yang pasti pula terjadi perbedaan dalam menentukan hari Raya Idul Fitri. Kenapa harus ada perbedaan?, Lalu apa yang salah dengan perbedaan tersebut?. Kita sama-sama umat muslim dengan satu Pemimpin yaitu Muhammad SAW (ucapkan shalawat dan salam kepada Nya dan keluargaNya). Lalu kenapa harus ada perbedaan padahal pemimpinnya sama (penerus kepemimpinan Islam yang berbeda).

Kalau tidak salah tanggal satu syawal adalah hari dilarang berpuasa. Artinya yang berpuasa pada tanggal satu syawal berarti ia melakukan puasa yang tidak diperbolehkan. Sebaliknya bagi yang tidak berpuasa pada tanggal tiga puluh ramadhan berarti telah dengan sengaja tidak melaksanakan kewajiban puasa pada bulan ramadhan. lalu kenapa harus ada perbedaan?.

Mungkin saatnya kita menengok ayat dalam Alqur-an. Adakah petunjuk yang jelas tentang bagaimana menentukan awal ramadhan ?. Pada masa Nabi Muhammad SAW (ucapkan shalawat dan salam kepada Nya dan keluargaNya) masih hidup umat muslim tidak mengalami kesulitan menentukan awal ramadhan, karena tempat bertanya yang diyakini kesuciannya ada diantara mereka. Namun sayang sepeninggal beliau, Rasul tidak memberi perintah kepada siapa umat harus bertanya tentang segala urusan umat Islam. Sebagian terbesar ulama berpendapat sepeninggal rasul tempat bertanya dan jawabannya harus dianggap benar adalah para sahabat, lalu ketika semua sahabat nabi tidak ada lagi umat bertanya pada para Alim Ulama masyhur. Dan kini diabad 20 kepada siapa umat bertanya yang jawabannya harus dianggap benar, karena pada kenyataannya  ada dua Versi kebenaran tentang awal puasa.

Padahal kebenaran itu pasti satu, karena tanggal satu ramadhan dalam satu tahun hanya satu hari (24 jam) di Indonesia ini.

Inilah suatu pertanyaan besar yang selalu menggayuti benak saya selama beberapa tahun ini. Kenapa harus ada perbedaan sedangkan umat muslim semuanya pengikut satu Imam mulia yaitu Muhammad SAW (ucapkan shalawat dan salam kepada Nya dan keluargaNya), Manusia agung yang patuh kepadanya adalah wajib dan itu adalah perintah ALLAH SWT yang tertulis dalam Alqur-an. "Taatlah kepada Allah dan Taatlah kepada Rasul dan Ulil Amri diantara kalian." (AlQur-an)

Ahirnya semoga tahun ini tidak terjadi perbedaan dalam menentukan tanggal satu ramadhan.

Minggu, 08 Agustus 2010

Menyambut kedatangan Ramadhan

Tanpa terasa waktu yang terus bergulir telah membawa kita kembali pada bulan mulia yang selayaknya kita merasa gembira karena kedatangannya. Bulan dimana kita sebagai kaum muslim akan kembali melatih dan menempah diri dengan menahan kehendak hawa nafsu, mendekatkan diri kepada Ilahi dengan kian memperkuat usaha beribadah kepadaNya dengan rasa penuh keikhlasan.

Bulan Ramadhan yang datang setahun sekali adalah bulan yang kedatangannya dirindukan oleh mereka yang kadar keimanannya baik. dan bulan yang tidak disukai oleh penggemar kemaksiatan. Maka beruntunglah bagi kita yang merindukan nya dan bila ada dalam hati perasaan tidak suka akan kedatangannya walaupun rasa itu sedikit maka selayaknya kita mempertanyakan kadar keimanan kita.

Menyikapi kedatangan bulan mulia ini kita tidak perlu melakukan tindakan yang berlebihan dengan melakukan sweeping (dengan kekerasan) tempat maksiat misalnya. Lagi pula alangkah baiknya misalnya kita mendesak pemerintah untuk membuat undang-undang yang bisa menghukum pelaku perbuatan maksiat dengan hukuman yang berat, atau bahkan dengan membuat aturan yang menutup kemungkinan terjadinya perbuatan kemaksiatan dalam segala bentuk.

Amat banyak ragam kemakisiatan yang terjadi di Indonesia ini yang mayoritas penduduknya adalah orang Islam, dan terjadinya sedemikian banyak kemaksiatan menunjukkan betapa sedikit sekali muslim yang menjunjung tinggi perintah ALLAH SWT.

Akhirnya mari kita sambut ramadhan dengan suka cita, inilah bulan saatnya kita meraih sebanyak mungkin pahala dan semoga nantinya kita menjadi insan yang bertaqwa