Selasa, 21 September 2010

Pakaian

Pakaian yang paling indah bagi seorang mukmin adalah ketakwaan, dan pakaian yang paling nikmat adalah keimanan. Allah berfirman, "Dan pakaian ketakwaan itulah yang paling baik" (QS. Al-A'raf(7):26).

Pakaian luar kamu adalah nikmat dari Allah, yang dengannya Bani Adam menutup aurat-aurat mereka. Nikmat ini merupakan kemuliaan yang telah diberikan Allah pada keturunan Adam, sementara Dia tidak memberikan kemuliaan ini pada selain mereka.  Kemuliaan ini diberikan kepada kaum mukmin agar mereka bisa melaksanakan seluruh kewajiban  yang dibebankan kepada mereka.

Pakaianmu yang paling bagus adalah pakaian yang tidak menyibukkanmu terhadap sesuatu yang menyebabkan kamu lupa pada Allah, justru mendekatkanmu untuk mengingatNya, syukur pada Nya dan patuh pada Nya. Pakaian yang baik adalah pakaian yang tidak mendorongmu untuk berbangga diri, riya, berpoyah-poyah, angkuh dan sombong. karena hal itu merupakan bencana terhadap agama dan mengakibatkan kekerasan dalam hatimu.

Ketika kamu mengenakan pakaian, ingatlah bahwa Allah telah menutupi seluruh kekurangan  dan dosamu dengan kasih sayangNya. Busanakan bathinmu dengan kebenaran sebagaimana kamu busanakan lahirmu dengan pakaian. Biarkan kebenaran dalam bathinmu terselubung oleh takut pada Allah dan biarkan ketaatan menyelubungi ragamu. Ambilla pelajaran dari karunia Allah, karena Dia menciptakan pakaian luar ini sebagai sarana untuk menutup aurat lahiria dan Dia membuka pintu tobat, penyesalan dan pertolongan sebagai sarana untuk menutup aurat  bathinia dari dosa-dosa dan ahlak  yang buruk. Janganlah kamu menampakkan aib seseoarang, karena Allah telah menutupi hal yang lebih buruk dari dirimu sendiri. Sibukkan diri dengan kesalahan-kesalahanmu dan abaikan hal-hal yang bukan menjadi urusanmu.

Waspadalah jangan sampai umurmu habis hanya karena sibuk dengan urusan orang lain, sementara modal utamamu diperdagangkan oleh selainmu sehingga kamu menjadi orang yang paling merana.

Melupakan dosa dan kesalahan merupakan siksaan yang paling berat dari Allah di dunia dan mengakibatkan siksaan di aherat. Selama seorang hamba menyibukkan dirinya dalam melakukan ketaatan kepada Allah dan selalu berusaha untuk mengenal kesalahan dan kekurangan dirinya serta meninggalkan hal-hal  yang dapat membahayakan agama Allah. Dengan demikian ia akan terselamatkan dari kemurkaan Allah dan tenggelam dalam samudera rahmat Allah. Dia mendapatkan mutiara faedah dari hikmah dan bayan(penjelasan). Namun, selama dia lupa  akan dosa-dosanya, tidak pernah menghiraukan aib-aibnya dan mengandalkan daya dan kekuatan sendiri, niscaya dia tidak akan meraih kemenangan selamanya.

Demikianlah nasehat ke-7 dari rangkaian seratus nasehat manusia agung Imam Ja'far al Shadiq.

Jumat, 17 September 2010

Puasa ramadhan selesai, Idul fitri berlalu

Puasa Ramadhan telah selesai dan lebaran Idul Fitri  telah pula berlalu masih adakah yang tersisah dari perayaan pesta idul fitri, mungkin kue kering, kacang goreng yang didalam toplespun telah pula tidak ada lagi.

Tidak bermaksud untuk mengurangi nilai dari tradisi perayaan idul fitri namun begitulah setiap tahun berlangsung tiap menjelang usainya puasa ramadhan kita disibukkan dengan aktifitas menyiapkan kue dan minuman untuk merayakan berakhirnya puasa, kontras sekali dengan kenyataan hakiki bahwa berakhirnya ramadhan berarti berakhir pula segala berkah karunia yang banyak tersedia pada bulan mulia ini.

Perayaan idul fitri adalah rutinitas saling kunjung-mengunjungi sesama sanak saudara, tetangga,teman dan kolega. Saling memohon maaf atas segala kesalahan yang telah dilakukan baik disengaja atau tidak disengaja.

Berkat hari raya Idul fitri pula kita memperoleh kesempatan yang baik untuk pulang kampung halaman menumpahkan rindu kepada orang tua dan sanak saudara, dan mencium aroma tanah kampung halaman dimana kita dilahirkan senantiasa membangkitkan kenangan indah dikala masih kanak-kanak.

Akan tetapi tidak sedikit orang yang mungkin salah memanfaatkan perayaan idul fitri seperti dilakukan oleh kebanyakan pejabat di Republik ini, dengan mengeluarkan anggaran yang tidak sedikit mereka mendirikan tenda megah mengadakan acara open house, menyiapkan diri menyambut kunjungan para teman, rekan, bawahan dan atasan untuk datang berkunjung sembari mencicipi segala macam ragam makanan yang disajikan mulai dari buah-buahan, sate, lontong, kue basah, kue kering, es buah, es kriem, nasi serta gulainya, singkatnya segala ragam makanan  musti tersedia diatas meja persembahan untuk memuaskan selera perut tamu yang datang yang belum tentu kedatangan mereka dengan niat tulus.

Masyarakat kampung yang berada dilingkungan sederhana dengan perilaku polos apa adanya, tentu saja merasa sungkan dan minder untuk mendatangi tempat semacam itu, dan ahirnya jarak yang ada selama ini kian terentang lebar antara sikaya dan simiskin antara pejabat yang notabene adalah kepala pelayan rakyat dengan rakyat yang sejatinya adalah insan yang berderajat sama.

Secara jujur harus diakui bahwa bagaimana mungkin sang pejabat akan memasuki pergaulan masayarakat bawah dan akan tumbuh kepekaannya terhadap nasib masyarakat bawah, kalau ia hanya dikelilingi oleh kalangan atas dengan segala aktifitas dan aksesoris kalangan atas pula.

Alangkah indahnya kalau mereka membuka diri, dan menata diri dan kondisi dan situasi yang bisa membawa masyarakat bawah dengan suka cita berkunjung berlebaran dengan tanpa ada rasa perbedaan status antara pejabat yang sukanya hanya menerima kunjungan kalangan atas dengan masyarakat miskin yang terbiasa bertindak polos tanpa musti terikat dengan perilaku basa-basi.

Begitulah pola tingkah laku kalangan pejabat kita selama ini dan ini berlangsung setiap tahun.

Kamis, 09 September 2010

Syukur

Pada setiap tarikan nafasmu ada kewajiban bersyukur atasmu, bahkan seribu kali bersyukur atau lebih. Syukur yang paling rendah adalah kesadaran bahwa semua kenikmatan berasal dari Allah tanpa hati harus terikat kepada sesuatu sebab selain Allah. Syukur juga berarti ridha terhadap apa yang diberikan Allah dan kamu tidak mendurhakaiNya dengan nikmatNYa dan menentangNya dalam setiap perintah dan laranganNya karena nikmatNya. Hendaknya kamu menjadi hamba yang pandai bersyukur atas nikmatNya setiap kesempatan, niscaya kamu mengetahui dan menyadari bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Mulia dalam segala hal.

Jika disisi Allah ada satu ibadah yang dilakukan oleh hamba-hambaNya yang tulus itu lebih luhur dan agung  dari pada syukur terhadap setiap hal, niscaya Dia akan menjadikannya sebagai ibadah yang wajib bagi seluruh mahluk. Namun, karena tidak ada yang lebih utama dari pada syukur maka Allah mengistimewakan syukur diantara sekian banyak ibadah dan memilih mereka yang melakukan ibadah ini. Allah berfirman, "Hanya sedikit sekali dari hambaKu yang bersyukur" (Qs.Saba(34);13)

Kesempurnaan dari rasa syukur adalah pengakuanmu dengan bahasa bathin secara tulus pada Allah Azza wajallah akan ketidakmampuanmu menggapai derajat syukur yang terendah dalam dirimu. Mendapatkan taufik untuk bersyukur merupakan kenikmatan yang juga harus disyukuri. Hal itu merupakan kenikmatan yang paling agung dan berkah yang paling mulia dari kenikmatan yang  telah diberikan kepadamu. Dengan demikian pada setiap ungkapan rasa syukur harus ada syukur sesudahnya  yang lebih besar sampai tidak ada batasnya. Seorang hamba tenggelam dalam lautan kenikmatanNya, tetapi lemah dan tidak berdaya untuk mencapai derajat syukur  yang tertinggi. Jika seperti itu kejadiannya, bagaimana mungkin seorang hamba bisa menyamakan rasa syukurnya dengan nikmat yang dilimpahkan Allah padanya, Kapan dia bisa menyamakan perbuatannya dengan perbuatan Allah?. Sedangkan hamba itu mahluk lemah yang tidak pernah memiliki kekuatan kecuali dari Allah Azza wajallah pada saat yang sama. Allah sama sekali tidak membutuhkan ketaatan hambaNya. Dia sangat mampu untuk menambahkan kenikmatan. Jadilah hamba yang pandai bersyukur, dengan begitu kamu akan melihat berbagai keajaiban.

Demikianlah nasehat ke 6 dari rangkaian seratus nasehat dari MANUSIA AGUNG Imam Ja'far alshadiq,

SELAMAT MERAYAKAN HARI IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR BATHIN, SEMOGA KITA MENJADI MANUSIA YANG PANDAI BERSYUKUR.

Jumat, 03 September 2010

Larangan Puasa di Italia

Hari ini selepas buka puasa  saya buka yahoo dan saya sangat kaget baca berita di Yahoo Indonesia, Judulnya : Dilarang Puasa di Italia.  Ini luar biasa bagi saya karena terjadi di Italia,  di era demokratis dan di negeri semaju Italia.  Berikut ini selengkapnya.
 
By Republika
 
Saat masyarakat menjalankan ibadah puasa dengan tenang, pekerja muslim di Italia justru dilarang berpuasa selama Ramadhan. Larangan tersebut dikeluarkan Komite Keselamatan Kegiatan Pertanian Italia. Mereka mengharuskan pekerja di ladang, termasuk Muslim, untuk tetap makan dan minum selama Ramadhan dengan alasan kesehatan. Jika tak patuh, mereka akan dipecat.
 
Peraturan itu dikeluarkan di Kota Mantufa, Italia Utara. Serikat Buruh Pusat di negeri tersebut pun menyepakati peraturan tersebut. Mereka beralasan, peraturan berdasarkan rancangan perundangan yang mengharuskan pekerja pada siang hari untuk banyak minum.
 
Jika mengonsumsi sedikit air di musim panas, maka dapat berisiko terkena bahaya sengatan matahari atau bahaya kekeringan serta mengakibatkan hal-hal yang membahayakan kehidupan. Itu karena cuaca panas yang sangat terik di negeri itu saat Ramadhan, lebih dari 30 derajat Celcius. Mereka menganggap dengan waktu puasa yang lebih dari 16 jam, pekerja akan tidak bertenaga.
 
"Para buruh yang menolak minum selama Ramadhan menciptakan persoalan yang perlu diperhatikan. Ini untuk kesehatan mereka, karena cuaca lebih dari 30 derajat celcius," ujar Komite Keselamatan Kegiatan Pertanian Italia, Roberto Cagliari, seperti dikutip Muslimdaily.com. Peraturan ini sangat tidak masuk akal, terlebih dikeluarkan menjelang Ramadan, bulan di mana umat muslim sedang dalam ghirah tertinggi untuk mengumpulkan pahala melalui ibadah wajib dan sunnah.

Peraturan itu adalah salah satu tantangan muslim di Italia saat menjalankan ibadah puasa di negeri yang mayoritas Katolik. Muslim di negeri itu adalah minoritas, dan tidak ada pengakuan negara terhadap Islam sebagai agama yang berdaulat. Pemerintah Italia pun tidak mengizinkan muslim membuat stasiun televisi atau radio yang khusus menyiarkan program-program dan acara-acara islami. Pemerintah Italia juga melarang muslim di sana menguburkan jenazah secara Islam, kecuali di kota Roma.

Dr. Abdul Wali As-Syamiri, seorang imigran Yaman di Roma, seperti dikutip dari situs KMM Mesir, mengatakan, selama di Italia dia tidak merasakan suasana Ramadan yang khas seperti di negerinya. Rasa rindu akan keluarga kerap menghampirinya, yaitu saat kebersamaan berbuka puasa.

Syamiri harus menjalankan puasa seadanya di Roma. Tanpa keluarga, tanpa makanan spesial Ramadan, dan tanpa lantunan azan atau acara religi di televisi. Meski demikian, dia masih bisa melaksanakan segala ibadah ritual Ramadan. "Kami bisa rutin melakukan salat lima waktu, tarawih, serta salat jamaah lainnya di Masjid Agung Roma," paparnya.

Pada bulan suci ini, biasanya orang Muslim di Roma, yang kebanyakan imigran, masih dapat menghidupkan malam-malam Ramadhan. Mereka bertilawah, salat malam dan iktikaf di Masjid Agung Roma.

Mesjid ini merupakan satu-satunya tempat yang bisa diandalkan untuk berbagai ibadah dan kegiatan muslim Italia. Lokasinya pun jauh dari permukiman muslim. Kebanyakan jamaah berasal dari luar kota, hanya sebagian kecil yang berasal dari sekitar masjid.

Sayangnya, suasana ini hanya dapat dirasakan oleh Muslim yang berada di Kota Roma, terutama di sekitar Masjid Agung. Sedangkan yang di tempat lain sangatlah sulit, apalagi masjid sangat minim di sana. Kalaupun ada masjid atau mushala di daerah lain, tidak semuanya mendapatkan izin resmi yang membolehkan iktikaf.

Seandainya ada yang melakukan iktikaf di masjid atau mushala yang tidak punya izin resmi, maka itu dianggap tindakan kriminal. Akibatnya, mereka hanya sekadar shalat fardu dan tarawih di masjid tersebut. Sebagian besar masjid di sana juga tidak dibolehkan memakai pengeras suara ke luar masjid. Jadi, kalau azan berkumandang, misalnya, hanya bisa didengar oleh orang-orang yang berada di dalam masjid.


Naskah: c06/irf
Foto: Suasana salat jumat di Masjid Agung Roma. (AP Photo/Riccardo De Luca)