Jumat, 16 September 2011

Layakkah kita hilang motivasi lalu berputus asa


Koran harian sumatera ekspres terbitan September 2011  menulis tentang Habibie Afsyah, seorang yang memiliki kondisi pisik yang tidak normal seperti kebanyakan orang. Seorang yang lumpuh sejak kecil yang karena kelumpuhannya pastilah kala kanak-kanak tak bisa berlari dan bermain bola kaki dilapangan becek, tak bisa memanjat pohon lalu bergelantungan didahan bersama teman sepermainan kala pulang sekolah. Dan setelah kini remaja dan dewasa harus pula merasa beda dari lingkungan orang-orang banyak seperti kita. Sebuah kondisi yang memilukan untuk ukuran kita yang berpisik normal. 

Dengan semua keterbatasan itu ia masih memiliki motivasi untuk berbuat mengaktualisasikan diri sebagai sosok bersemangat, menyemangati, termotivasi, dan memotivasi generasi seusianya dan kita. 

Dari celah lobang kecil yang tercipta karena keterbatasan nya ia melihat sebuah dunia lain, dunia online sebagai ruang dan media yang memberikan warna pada hidupnya. Dalam harian sumatera ekspres dituliskan bahwa seorang habibie apsyah yang serba kekurangan kondisi pisik bisa berbuat banyak untuk mendapatkan penghasilan jutaan rupiah dalam satu bulan dari aktifitasnya di dunia online.

Tapi dalam artikel ini saya sama sekali tidak bermaksud menceritakan seorang Habibie Afsyah sebagai sosok pebisnis melainkan habibie yang memotivasi. 

Saya sendiri telah terjun berkecimpung di dunia online mengelola blog sejak dua tahun terakhir ini. Dalam kerangka waktu itu ada banyak saat ketika motivasi ngeblog saya redup terkena debu kemalasan dan kejenuhan serta ketidak yakinan akan memperoleh manfaat yang nyata, . Lalu sekuat tenaga yang ada saya memaksa diri berupaya bangkit dan menyalakan lilin motivasi, agar tetap meneruskan aktifitas blogging dan menikmatinya, meskipun  bayang-bayang penghasilan online tak kunjung datang, tapi saya meyakini bahwa bukan semata uang yang saya cari, melainkan juga blogging sebagai cara berbagi dengan orang lain, memberi dan memproses diri agar menjadi pribadi yang lebih baik.

Kalau seorang habibie afsyah yang tidak bisa walau sekedar berdiri dari kursi rodanya tetap bersemangat menjalani hidup dan mengisinya dengan kegiatan yang membawa manfaat, layakkah kita tidak bersyukur atas apa yang kita miliki lalu menyia-nyiakan kenormalan diri kita dengan tidak berbuat apa-apa hanya karena alasan motivasi yang kendor dan putus asa.

Akhirnya terima kasih sumatera ekspres dan sosok Habibie Afsah yang telah menyiram pohon motivasi saya sehingga daunnya yang layu perlahan menjadi hijau segar kembali. Saya kembali merasa optimis akan mendapatkan manfaat nyata dari kegiatan blogging tanpa harus hanya meniliai sebuah sukses diukur dengan sejumlah uang yang didapat dari internet. Dan tak juga saya harus memaksakan diri menetapkan kerangka waktu untuk mencapai apa yang saya inginkan.

Kesuksesan blogging tak hanya diukur dari seberapa besar uang dan pengakuan yang anda peroleh, melainkan juga blogging adalah sebuah proses pengembangan diri menjadi pribadi yang lebih baik.