Kamis, 09 September 2010

Syukur

Pada setiap tarikan nafasmu ada kewajiban bersyukur atasmu, bahkan seribu kali bersyukur atau lebih. Syukur yang paling rendah adalah kesadaran bahwa semua kenikmatan berasal dari Allah tanpa hati harus terikat kepada sesuatu sebab selain Allah. Syukur juga berarti ridha terhadap apa yang diberikan Allah dan kamu tidak mendurhakaiNya dengan nikmatNYa dan menentangNya dalam setiap perintah dan laranganNya karena nikmatNya. Hendaknya kamu menjadi hamba yang pandai bersyukur atas nikmatNya setiap kesempatan, niscaya kamu mengetahui dan menyadari bahwa Allah adalah Tuhan yang Maha Mulia dalam segala hal.

Jika disisi Allah ada satu ibadah yang dilakukan oleh hamba-hambaNya yang tulus itu lebih luhur dan agung  dari pada syukur terhadap setiap hal, niscaya Dia akan menjadikannya sebagai ibadah yang wajib bagi seluruh mahluk. Namun, karena tidak ada yang lebih utama dari pada syukur maka Allah mengistimewakan syukur diantara sekian banyak ibadah dan memilih mereka yang melakukan ibadah ini. Allah berfirman, "Hanya sedikit sekali dari hambaKu yang bersyukur" (Qs.Saba(34);13)

Kesempurnaan dari rasa syukur adalah pengakuanmu dengan bahasa bathin secara tulus pada Allah Azza wajallah akan ketidakmampuanmu menggapai derajat syukur yang terendah dalam dirimu. Mendapatkan taufik untuk bersyukur merupakan kenikmatan yang juga harus disyukuri. Hal itu merupakan kenikmatan yang paling agung dan berkah yang paling mulia dari kenikmatan yang  telah diberikan kepadamu. Dengan demikian pada setiap ungkapan rasa syukur harus ada syukur sesudahnya  yang lebih besar sampai tidak ada batasnya. Seorang hamba tenggelam dalam lautan kenikmatanNya, tetapi lemah dan tidak berdaya untuk mencapai derajat syukur  yang tertinggi. Jika seperti itu kejadiannya, bagaimana mungkin seorang hamba bisa menyamakan rasa syukurnya dengan nikmat yang dilimpahkan Allah padanya, Kapan dia bisa menyamakan perbuatannya dengan perbuatan Allah?. Sedangkan hamba itu mahluk lemah yang tidak pernah memiliki kekuatan kecuali dari Allah Azza wajallah pada saat yang sama. Allah sama sekali tidak membutuhkan ketaatan hambaNya. Dia sangat mampu untuk menambahkan kenikmatan. Jadilah hamba yang pandai bersyukur, dengan begitu kamu akan melihat berbagai keajaiban.

Demikianlah nasehat ke 6 dari rangkaian seratus nasehat dari MANUSIA AGUNG Imam Ja'far alshadiq,

SELAMAT MERAYAKAN HARI IDUL FITRI, MOHON MAAF LAHIR BATHIN, SEMOGA KITA MENJADI MANUSIA YANG PANDAI BERSYUKUR.

0 komentar:

Posting Komentar