Senin, 31 Mei 2010

Tentara Israel serang misi kemanusiaan

Tindakan kekerasan Israel yang menembaki kapal bantuan Mavi Marmara pada Senin (31/5/2010) menuai banyak kecaman. Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad pada hari yang sama mengatakan bahwa tindakan yang menewaskan sedikitnya 14 orang tersebut adalah tindakan tak berperikemanusiaan.
Wartawan Al Jazeera melaporkan melalui telepon dari atas kapal Turki itu bahwa pasukan Angkatan Laut Israel menembaki Mavi Marmara sebelum menginjakkan kaki di atas kapal serta mencederai kapten kapal. Jaringan televisi Turki NTV melaporkan, pasukan Israel mengambil alih kendali kapal dengan tembakan senjata.


Wartawan Gulf News, Abbas Al Lawati, di atas Mavi Marmara yang diserang oleh pasukan Israel kehilangan kontrak dengan kantornya saat militer Israel mengacaukan sinyal komunikasi para aktivis. Beberapa penumpang di atas kapal tampak mengenakan masker saat sirene kapal tersebut terdengar sebelum sistem komunikasi di atas kapal diblokir sehingga komunikasi di atas kapal ini terhenti.

Sementara televisi Al Jazeera dan CNN melaporkan, sekitar 30 orang lainnya cedera dalam serangan itu. Televisi Al Aqsa di Gaza menayangkan pasukan Israel yang mengenakan pakaian berwarna hitam diturunkan dari beberapa helikopter dan terlibat bentrokan di atas kapal dengan beberapa aktivis.

Di sisi Israel, sebagaimana AFP mewartakan pada hari Senin, pihaknya mengaku cuma membela diri. Saluran televisi swasta Channel 10 Israel mengatakan bahwa angkatan laut melepaskan tembakan lantaran ada serangan menggunakan panah dan kapak dari arah kapal bantuan kemanusiaan. Sayangnya, stasiun televisi itu tidak mengatakan dari mana informasi soal serangan menggunakan panah dan kapak tersebut.
Radio angkatan bersenjata Israel melaporkan, sekitar 14 orang tewas dalam bentrokan yang berlangsung setelah beberapa penumpang dilaporkan mencoba merampas beberapa pucuk senjata dari pasukan elite Angkatan Laut Israel yang mencoba masuk ke atas kapal.

"Misi ini adalah sebuah provokasi. Kami menemukan senjata yang digunakan untuk menyerang tentara Israel. Penyelenggara acara ini memiliki intensi kekerasan dan mereka tidak beruntung," ujar Wakil Menteri Luar Negeri Israel Daniel Ayalon, seperti dikutip situs berita Israel Ynet, Senin.

Ia menambahkan, "Israel menyesalkan jatuhnya korban jiwa. Kami menyerukan sekali lagi kepada penyelenggara untuk menghentikan provokasi ini. Kami meminta agar bantuan kemanusiaan dibawa ke tempat yang legal. Kami berjanji akan menyerahkan bantuan tersebut melalui palang merah dan orang-orang kami."
"Kami menyerukan berulang kali bahwa mereka tidak bisa memasuki wilayah yang diblokade. Mereka tidak menjawab dan mengabaikan peringatan yang kami serukan tanpa kekerasan," jelas dia. "Tidak ada satu pun negara berdaulat yang memberi toleransi atas tindakan melawan undang-undang negara itu," tegas Ayalon.

Dikabarkan pula, turut dalam rombongan 12 warga negara Indonesia. Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS, Mahfudz Siddiq mengatakan, serangan Israel merupakan bentuk deklarasi perang terbuka terhadap masyarakat dunia. "Serangan deklarasi perang terbuka antara Israel dan masyarakat dunia. Ini kan misi kemanusiaan dan konvensi international menyatakan tidak ada larangan untuk bantuan kemanusiaan," kata Mahfudz, Senin (31/5/2010), di Gedung DPR, Jakarta.

sumber: compas.com, www.mer-c.org, situs berita israel Ynet.

0 komentar:

Posting Komentar