Sabtu, 12 Juni 2010

Penjagaan Diri

Nasehat ketiga dari 100 Nasehat Imam Ja'far Al Shadiq.

PENJAGAAN DIRI

Barang siapa yang menjaga hatinya dari kelalaian dan dirinya dari perangkap syahwat  serta akalnya dari kejahilan niscaya dia telah masuk dalam kelompok orang-orang yang sadar. Barangsiapa yang menjaga ilmunya dari hawa nafsu, agamanya dari bid'ah dan hartanya dari yang haram, dia sudah tergolong dari kelompok orang-orang yang saleh.

Rasulullah SAW bersabda, "Mencari ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan," yang dimaksud adalah ilmu tentang diri. Oleh karena itu seharusnya diri seorang mukmin dalam segala hal selalu bersyukur, atau memohon maaf atas kelalaian dan kelemahan dirinya. Dalam arti, jika Allah sudi menerimanya maka hal itu merupakan keutamaan baginya, tetapi jika Allah menolaknya maka itu adalah keadilan baginya. Diri seorang mukmin harus bisa memahami bahwa segala gerak dan langkahnya dalam melaksanakan ketaatan disebabkan karena taufiknya, dan mengetahui bahwa sikap diam dan tidak melakukan kemaksiatan disebabkan karena penjagaan Nya.

Semuanya itu bisa terwujud dengan menampakkan kefakiran pada Allah, kebergantungan mutlak kepadaNya, kekhusyukan dan kerendahan diri padaNya. Kuncinya adalah menyerahkan diri kepada Allah bersama angan yang telah pupus pada selain Nya, mendawamkan diri mengingat kematian dan menyadari bahwa kamu sedang berdiri dihadapan yang Maha Perkasa. Hal itu akan membebaskanmu dari penjara hawa nafsu, menyelamatkanmu dari ancaman musuh dan mendamaikan jiwamu. TaufikNya adalah sebab keikhlasan dalam ketaatan.

Pangkal dari semua itu adalah kesadaran bahwa hidup hanyalah sementara. Rasulullah SAW, bersabda, "Kehidupan dunia hanyalah sesaat maka gunakanlah masa itu untuk ketaatan kepada tuhanmu".

Pintu dari semua itu adalah pelaziman diri untuk menyendiri dengan senantiasa bertafakkur, merasa cukup dengan apa yang diberikan oleh Allah dan meninggalkan hidup yang bermewah-mewahan adalah landasan untuk berhalwat. Ketenangan adalah landasan untuk bertafakkur, kezuhudan adalah tiang ketenangan, ketakwaan adalah kezuhudan yang sempurna. Takut adalah pintu ketakwaan. Petunjuk ketakutan adalah mengagungkan Allah dan beristiqomah dengan ketaatan yang tulus dalam menunaikan perintah-perintahNya dan selalu takut dan waspadah dari hal-hal menjerumuskah dirinya pada batas-batas yang diharamkanNya. Petunjuk semua itu adalah ilmu.

Allah azzawajalla berfirman, "Hanya orang-orang yang berilmu sajalah diantara hamba-hambah Nya yang benar-benar takut kepada Allah" (QS.Fathir(35):28)

Demikianlah Nasehat ketiga dari rangkaian 100 Nasehat sang Manusia Agung.

0 komentar:

Posting Komentar