Senin, 09 Agustus 2010

Menentukan awal Ramadhan

Menentukan awal ramadhan

Menentukan awal puasa Ramadhan adalah urusan yang sebenarnya tidak ringan dan hal itu berhubungan dengan amal wajib yaitu puasa di bulan ramadhan. Penentuan awal puasa sering berbeda antara dua organisasi keagamaan di Indonesia. Dan keduanya mengaku benar dan tidak ada yang salah. Bila yang satu lebih awal maka yang lain lebih lambat satu hari. Dan perbedaan itu telah berlangsung cukup lama walaupun tidak selalu setiap tahun.

Perbedaan dalam menentukan awal ramadhan tentu saja bukan hal yang dilarang bila  perbedaannya tidak menyebabkan suatu dosa. Sering saya bertanya dalam hati apakah tidak ada cara agar tidak ada perbedaan dalam menetapkan awal puasa yang pasti pula terjadi perbedaan dalam menentukan hari Raya Idul Fitri. Kenapa harus ada perbedaan?, Lalu apa yang salah dengan perbedaan tersebut?. Kita sama-sama umat muslim dengan satu Pemimpin yaitu Muhammad SAW (ucapkan shalawat dan salam kepada Nya dan keluargaNya). Lalu kenapa harus ada perbedaan padahal pemimpinnya sama (penerus kepemimpinan Islam yang berbeda).

Kalau tidak salah tanggal satu syawal adalah hari dilarang berpuasa. Artinya yang berpuasa pada tanggal satu syawal berarti ia melakukan puasa yang tidak diperbolehkan. Sebaliknya bagi yang tidak berpuasa pada tanggal tiga puluh ramadhan berarti telah dengan sengaja tidak melaksanakan kewajiban puasa pada bulan ramadhan. lalu kenapa harus ada perbedaan?.

Mungkin saatnya kita menengok ayat dalam Alqur-an. Adakah petunjuk yang jelas tentang bagaimana menentukan awal ramadhan ?. Pada masa Nabi Muhammad SAW (ucapkan shalawat dan salam kepada Nya dan keluargaNya) masih hidup umat muslim tidak mengalami kesulitan menentukan awal ramadhan, karena tempat bertanya yang diyakini kesuciannya ada diantara mereka. Namun sayang sepeninggal beliau, Rasul tidak memberi perintah kepada siapa umat harus bertanya tentang segala urusan umat Islam. Sebagian terbesar ulama berpendapat sepeninggal rasul tempat bertanya dan jawabannya harus dianggap benar adalah para sahabat, lalu ketika semua sahabat nabi tidak ada lagi umat bertanya pada para Alim Ulama masyhur. Dan kini diabad 20 kepada siapa umat bertanya yang jawabannya harus dianggap benar, karena pada kenyataannya  ada dua Versi kebenaran tentang awal puasa.

Padahal kebenaran itu pasti satu, karena tanggal satu ramadhan dalam satu tahun hanya satu hari (24 jam) di Indonesia ini.

Inilah suatu pertanyaan besar yang selalu menggayuti benak saya selama beberapa tahun ini. Kenapa harus ada perbedaan sedangkan umat muslim semuanya pengikut satu Imam mulia yaitu Muhammad SAW (ucapkan shalawat dan salam kepada Nya dan keluargaNya), Manusia agung yang patuh kepadanya adalah wajib dan itu adalah perintah ALLAH SWT yang tertulis dalam Alqur-an. "Taatlah kepada Allah dan Taatlah kepada Rasul dan Ulil Amri diantara kalian." (AlQur-an)

Ahirnya semoga tahun ini tidak terjadi perbedaan dalam menentukan tanggal satu ramadhan.

0 komentar:

Posting Komentar