Selasa, 17 Agustus 2010

Zikir

Postingan kali ini yang saya beri judul Zikir adalah nasehat kelima dari Manusia agung Imam Ja'far Al shadiq dari rangkaian seratus nasehat beliau yang  mulia.
Orang yang benar-benar mengingat Allah adalah orang yang ta'at kepadaNya. Barangsiapa yang lengah mengingatNya, dia telah durhaka. Ketaatan adalah tanda petunjuk, sedangkan maksiat adalah tanda kesesatan. Pangkal keduanya adalah zikir dan lalai. Jadikanlah hatimu sebagai kiblat bagi lisanmu, jangan menggerakkannya kecuali dengan isyarat hati, persetujuan akal dan keridaan iman. Allah Maha Mengetahui semua yang tersembunyi dan terlihat darimu.

Jadilah laksana orang yang sedang dalam keadaan sakaratul maut jiwa, disaat ruh akan berpisah dari raganya, atau laksana orang-orang berdiri dalam barisan pada hari pembalasan. Janganlah kamu berpaling dari apa yang telah dibebankan oleh Tuhanmu padamu dari perintah dan laranganNya serta janji dan ancamanNya. Jangan pula kamu menyibukkan diri dengan selain yang dibebankan oleh Tuhanmu. Sucikanlah hatimu dengan air kesedihan dan ketakutan.

Jadikanlah zikrullah (mengingat Allah) itu dikarenakan Dia selalu mengingatmu. Dia ingat kepadamu, tetapi Dia tidak membutuhkanmu. Dia mengingatmu itu lebih mulia, lebih diharapkan, lebih terpuji dan lebih sempurna dari pada kamu mengingatNya, bahkan lebih dahulu darimu. Makrifat mu bahwa Dia selalu mengingatmu akan mewariskan kerendahan hati, rasa malu dan kehancuran. Dari sinilah lahirlah pandangan akan kemuliaanNya dan karuniaNya yang telah berlalu. Ketaatanmu tidak memiliki nilai sama sekali dihadapan keagunganNya, meskipun kamu telah banyak berbuat kebaikan. Ahirnya kamu tulus mengharapkan keridhaanNya. Perhatianmu akan zikirmu pada Nya akan mewariskan riya, ujub, kebodohan, bertindak kasar pada mahlukNya, merasa telah banyak melakukan ketaatan kepadaNya dan melupakan karunia dan kemuliaanNYa. Tak ada yang bertambah pada dirimu kecuali menjadikanmu jauh dari Allah. Kamu tidak mendapatkan sesuatupun dari perjalanan waktu  ini kecuali ketakutan.

Zikir itu ada dua macam, yaitu zikir yang tulus bagi Allah sesuai dengan persetujuan hati, dan zikir yang memiliki arti bahwa yang berzikir itu sebenarnya adalah Tuhan. Rasulullah SAW bersabda : "aku tidak mampu untuk memuji diriMu, karena Engkau sendirila yang memuji diri Mu." Rasulullah SAW tidak pernah menjadikan zikir nya kepada Allah memiliki nilai sama sekali karena pengetahuannya akan hakikat sebelumnya bahwa dia mengingat Allah itu karena sebenarnya Allah mengingat dirinya, ini lebih utama.

Barang siapa yang ingin mengingat Allah  azza wajallah maka hendaknya dia mengetahui bahwa ketika Allah tidak mengingatkan hambaNYa dengan memberikan taufik padanya untuk mengingatNya, niscaya hamba itu tidak mampu mengingatNya.

0 komentar:

Posting Komentar